Kamis, 17 Mei 2012

Karangan Esai



LEMBAR PENGESAHAN
            Karya Tulis Essai yang berjudul Meminimalisasi Penyebaran IMSini telah disetujui untuk diikutsertakan dalam Lomba Essence of Science 2012 (EoS) yang diselenggarakan oleh Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado.

Oleh :

Peserta



Geibs Biverly Kojongian
NIS : 0607

Telah disahkan oleh Pembimbing dan Kepala SMA Kristen 2 BINSUS Tomohon pada tanggal 31 Maret 2012
            Mengetahui :
               Kepala                                                                 Guru Pembimbing,                                                                               
SMA Kristen 2 BINSUS Tomohon,


   Dra. Martha E. Lantang                                         Dra. Masye M. Pangemanan            
  NIP. 19660317 199003 2 007                                NIP. 19660307 200604 2 004
                                       
“MEMINIMALISASI PENYEBARAN IMS”
1.      Latar belakang dan Tujuan.
1.1  Latar belakang
Globalisasi sudah merubah dunia ini. Segala sesuatu menjadi sangat penting, terutama masalah kesehatan. Saat ini banyak bermunculan penyakit-penyakit yang menyebar dan menyerang manusia. Organisasi Internasional yang menangani masalah kesehatan yaitu WHO (World Health Organization) saat ini sedang melakukan berbagai upaya untuk mengurangi penyebaran IMS (Infeksi Menular Seksual) atau STI (Sexually Transmitted Infection). Hal itu karena sekarang ini IMS sudah menyebar ke seluruh dunia.
Saat ini di negara-negara berkembang  terutama di Indonesia diserang infeksi dan komplikasi IMS. Infeksi dan Komplikasi IMS adalah salah satu dari lima alasan utama tingginya angka kesakitan. Sekarang ini IMS bukan hanya menyerang orang dewasa tapi juga menyerang para remaja yang menjadi kebanggaan bangsa. STI (Sexually Transmitted Infection) yang sudah merajalela inilah yang melatarbelakangi saya untuk menulis sebuah karangan esai tentang Infeksi Menular Seksual, yang diberi judul “Meminimalisasi Penyebaran IMS”
1.2  Tujuan.
Dengan dilatarbelakangi bahwa STI atau dikenal dengan IMS yang sudah menyebar ke seluruh dunia termasuk Indonesia, maka tujuan saya menyusun karangan esai ini, yaitu:
-       Mengetahui apa yang dimaksud dengan IMS, jenis-jenis IMS, bagaimana penularannya, bagaimana pencegahan dan penanggulangan IMS.
-       Memperdalam pengtahuan tentang apa saja gejala dari IMS.
-       Mengetahui bagaimana dampak dari IMS dalam berbagai bidang kehidupan.
2.      IMS, Penyebaran, dan Penanggulangannya.
2.1 Apa itu IMS?
Infeksi Menular Seksual (IMS) atau Sexually Transmitted Infection (STI) infeksi yang penularannya melalui hubungan seksual (vaginal, oral, anal) dengan pasangan yang sudah tertular (orang ke orang). Istilah Infeksi Menular Seksual lebih luas maknanya, karena menunjuk pada cara penularannya. Tanda-tandanya tidak selalu ada di alat kelamin. Tanda-tandanya juga ada di alat penglihatan, mulut, saluran pencernaan, hati,otak dan bagian tubuh lainnya. Jenisnya sangat banyak, semakin sering seseorang berganti-ganti pasangan seks, semakin besar kemungkinan tertular. Ada jenis yang efeknya terasa dalam 3 hari sesudah terpajan (terkena), ada pula yang membutuhkan waktu lama. Sebaiknya IMS cepat diobati karena menjadi pintu gerbang masuknya HIV ke dalam tubuh kita.
Menurut penelitian, kaum perempuan memiliki resiko lebih besar untuk tertular, karena bentuk dan sifat alat reproduksi yang lebih rentan atau ”khas”. Infeksi Menular Seksual adalah yang paling sering menyebabkan kerusakan Tuba Fallopii yang sering menjadi penyebab kemandulan pada perempuan.
2.2    Jenis-jenis IMS.
Ada berbagai jenis Infeksi Menular Seksual, baik yang di sebabkan oleh bakteri, virus, dan fungi/jamur.
a.         Bakteri.
- Gonorrhoeae.
Penyakit Gonorrhoeae adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri Neisseria gonorrhoeae  yang paling sering diderita oleh orang yang sering melakukan hubungan seksual berganti-ganti pasangan baik, dengan intensitas tinggi maupun rendah. Gonore (GO) bisa menular melalui hubungan seksual (vaginal, anal, oral). Kasus GO paling sering terlihat pada pria yaitu kencing bernanah dan rasa panas pada saluran kencing pria sesudah kencing. Pada wanita, kasus ini sebenarnya juga ada tapi tidak terlihat dan terasa ‘sensasinya’ seperti yang pria rasakan. Pada pria, jika GO dibiarkan maka akan menyebar ke seluruh organ tubuh termasuk jantung, penyebaran ke arah kantung buah zakar yang akan menyebabkan peradangan (epididymitis).
- Klamidia.
Penyakit Klamidia tergolong dalam Infeksi Menular Seksual (IMS) pada manusia yang disebabkan oleh bakteri Chlamydia trachomatis. Istilah infeksi Klamidia dapat juga merujuk kepada infeksi yang disebabkan oleh setiap jenis bakteri dari keluarga Chlamydiaceae. Chlamydia trachomatis hanya ditemukan pada manusia yang dapat merusak alat reproduksi manusia dan penyakit mata.
     Gejala yang dapat ditimbulkan oleh penyakit ini seperti  penyakit kelamin, penyakit mata, kondisi Rheumatological, infeksi Perinata, dan  infeksi kelenjar getah bening.
     Pengobatan infeksi C. trachomatis dapat disembuhkan dengan antibiotik secara efektif setelah terdeteksi.  Centers for Disease Control (CDC – US) menyediakan pedoman untuk perawatan berikut:
§  Azitromisin 1 gram oral sebagai dosis tunggal.
§  Doxycycline 100 mg dua kali sehari selama 7 sampai 14 hari
§  Tetrasiklin.
§  Eritromisi
- Sifilis.
Penyakit ini ditularkan melalui hubungan seksual. Berpindah dari satu orang ke orang lain yang melakukan kontak seksual. Sipilis atau sifilis disebabkan oleh  bakteri pirochetal  Treponema pallidum subspesies Pallidum karena merupakan bagian jenis bakteri Treponema pallidum yang berbentuk spiral. Tanda-tanda dan gejala Sipilis sangat banyak sehingga kadang mirip dengan penyakit lainnya.
Gejala biasanya mulai timbul dalam waktu 1-13 minggu setelah terinfeksi, rata-rara 3-4 minggu. Infeksi bisa menetap selama bertahun-tahun dan jarang menyebabkan kerusakan jantung, kerusakan otak maupun kematian. Infeksi oleh Treponema pallidum berkembang melalui 4 tahapan:
Ø Fase Primer. Terbentuk luka atau ulkus yang tidak nyeri (cangker) pada tempat yang terinfeksi.
Ø Fase Sekunder. Fase ini biasanya dimulai dengan suatu ruam kulit, yang muncul dalam waktu 6-12 minggu setelah terinfeksi.
Ø Fase Laten. Setelah penderita sembuh dari fase sekunder, penyakit akan memasuki fase laten dimana tidak nampak gejala sama sekali.
Ø Fase Tersier. Pada fase ini penderita tidak lagi menularkan penyakitnya.
Sipilis ditularkan melalui hubungan penetrasi seksual, sehingga penggunaan kondom dianjurkan dalam hal ini. Lebih baik menghindarkan diri dari hubungan seksual berganti-ganti pasangan.

b.    Virus.
- Herpes Genitalis.
Herpes Genitalis adalah suatu penyakit menular seksual di daerah kelamin, kulit di sekeliling rektum atau daerah di sekitarnya yang disebabkan oleh virus herpes simpleks. Ada 2 jenis virus herpes simpleks yaitu HSV-1 dan HSV-2. HSV-2 biasanya ditularkan melalui hubungan seksual, sedangkan HSV-1 biasanya menginfeksi mulut. Kedua jenis virus herpes simpleks tersebut bisa menginfeksi kelamin, kulit di sekeliling rektum atau tangan (terutama bantalan kuku) dan bisa ditularkan ke bagian tubuh lainnya (misalnya permukaan mata). Gejala awal biasanya berupa gatal, kesemutann dan sakit. Lalu akan muncul bercak kemerahan yang kecil, yang diikuti oleh sekumpulan lepuhan kecil yang terasa nyeri. Pada pria, lepuhan dan luka bisa terbentuk di setiap bagian penis, termasuk kulit depan pada penis yang tidak disunat. Pada wanita, lepuhan dan luka bisa terbentuk di vulva dan leher rahim.
-   Hepatitis A.
Hepatitis A adalah penyakit menular akut pada hati yang disebabkan oleh virus hepatitis A (HAV). Virus ini paling sering dikirimkan melalui rute fecal-oral (feses-mulut) melalui makanan atau minum air. Disebabkan oleh virus Picornavirus, setiap tahunnya sekitar 10 juta orang di seluruh dunia terinfeksi virus ini. Masa antara infeksi dan gejala (pada masa inkubasi) diantara dua – enam minggu dan rata-rata masa inkubasi adalah 28 hari.
Hepatitis A dapat dicegah dengan vaksinasi dan kebersihan/sanitasi yang baik. Vaksin melindungi terhadap HAV di lebih dari 95% kasus selama 10 tahun. Berisi virus Hepatitis A (yang sudah dinonaktifkan), vaksinasi memberikan kekebalan terhadap infeksi yang akan datang. Gejala awal infeksi hepatitis A mirip influenza, tetapi beberapa penderita, terutama anak-anak kadang tanpa gejala sama sekali. Gejala biasanya muncul 2 sampai 6 minggu setelah awal infeksi. Gejala dapat kembali melalui berikut 6-9 bulan yang meliputi: kelelahan, demam, rasa sakit pada saluran pencernaan, nausea (rasa tidak nyaman pada perut), diare, kurang nafsu makan, depresi, penyakit kuning (kekuningan pada kulit atau kuning keputihan pada mata), rasa sakit/nyeri pada sekitar kanan atas perut, kehilangan berat badan, dan kadang disertai rasa gatal.
Tidak ada pengobatan khusus untuk hepatitis A. Penderita disarankan untuk banyak istirahat, menghindari makanan berlemak dan alkohol, makan diet seimbang, dan minum banyak air putih. Sekitar 15% dari orang didiagnosis dengan hepatitis A mungkin mengalami sesekali atau lebih gejala kambuh untuk hingga 24 bulan setelah tertular penyakit ini.
- HIV/AIDS.
AIDS (Acquired immunodeficiency syndrom), artinya sindrom/kondisi/keadaan yang menunjukkan gejala dimana tubuh kehilangan/kekurangan kekebalan tubuh. Sedangkan HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah virus yang menyerang sel CD4 (sel yang memberi kode apakah tubuh menerima benda asing) yang menyebabkan tubuh kehilangan kekebalan terhadap penyakit tadi.
Virus ini menular dari satu manusia ke manusia yang lain. Tidak ada manusia yang tertular HIV dari unggas seperti pada flu burung. HIV juga tidak bisa menular lewat gigitan nyamuk.
Kemungkinan penularan lain adalah melalui hubungan seksual baik vaginal, maupun anal. Bagaimana dengan ciuman/kiss? Bisa saja tertular jika ada luka/lesi di mulut. Kuncinya adalah HIV ini perlu jalan masuk menuju darah. HIV tidak dapat berpindah/ditularkan melalui gigitan nyamuk, karena jika nyamuk menggigit seorang pengidap HIV (ODHA), maka HIV dari darah ODHA tersebut akan memasuki saluran pencernaan nyamuk. Di sini tidak ada sel CD4 manusia yang dibutuhkan HIV, sehingga virus ini akan segera mati dan dihancurkan oleh enzim-enzim di dalam sistem pencernaan nyamuk tersebut.
Belum ada obat yang bisa memberantas HIV dari tubuh kita, obat-obatan yang ada sekarang dikenal sebagai ARV/antiretroviral (antireplikasi/penggandaan) virus hanya mencegah virus bisa masuk ke dalam sel CD4, dan memutus rantai replikasi kromosom virus dalam CD4.

c.    Jamur.
- Candidiasis.
Candidiasis disebut juga infeksi ragi (Yeast Infection) atau sariawan, adalah infeksi fungi (mycosis) dari salah satu spesies Candida, dimana Candida albicans adalah yang paling umum. Candidiasis meliputi infeksi yang berkisar dari yang ringan seperti sariawan mulut dan vaginitis, sampai yang berpotensi mengancam kehidupan manusia.
Gejala candidiasis mungkin bervariasi tergantung pada daerah yang terkena/terpapar. Infeksi pada vagina atau vulva dapat menyebabkan rasa gatal yang parah, rasa terbakar, rasa sakit, dan iritasi, dan menimbulkan bercak keputih-putihan atau abu-abu keputih-putihan pada kulit/dinding vagina, sering dengan tampilan seperti keju. Gejala juga hadir seperti yang ditimbulkan oleh bacterial vaginosis. Gejala infeksi pada laki-laki yaitu iritasi dengan kemaluan berwarna merah di dekat kepala penis atau pada kulup, gatal, atau sensasi rasa terbakar. Candidiasis pada penis dapat juga memiliki menimbulkan warna putih, meskipun jarang.
Untuk mencegah infeksi ini yaitu dengan menghindari berganti-ganti pasangan seks, (jika terpaksa) gunakan kondom (walau itu hanya mungkin melindungi daerah kontak seks), jaga kebersihan – namun hati-hati terhadap bahan kimia tertentu yang dapat merusak keseimbangan mokroorganisme pada vagina dan anus. Jangan minum antibiotik tanpa pengawasan medis (dokter) karena dapat menimbulkan resistensi (kekebalan) jamur terhadap antibiotik tersebut di kemudian hari, hal ini sudah sering dianjurkan.

2.3     Pencegahan dan Penanggulangan IMS.
Sebagai peserta didik ada beberapa cara yang dapat kita lakukan untuk mencegah dan menanggulangi IMS, seperti:
a.    Pencegahan:
§  Mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa
§  Menyibukan diri dengan kegiatan rohani atau kegiatan yang positif
§  Mengenali dan melakukan pemeriksaan IMS secara dini.
§  Setiap orang perlu mengenal pasangan (pacar) dengan baik.
§  IMS dapat dicegah dengan suntik antibiotik secara rutin.
§  Mencuci alat kelamin dengan bersih.
§  Anda jauhi seks,  tidak melakukan hubungan seks (abstinensi).
§  Edukasi,  embuskan informasi mengenai HIV/AIDS dan IMS kepada kawan-kawan Anda.
b.    Penanggulangan:
-       Diagnosa pribadi apakah Anda terserang IMS.
Beberapa orang merasa malu untuk membongkar penyakitnya sekalipun pada seorang dokter. Oleh karena itu, sebelum pergi ke dokter, Anda dapat mencari informasi untuk mengetahui gejala-gejala IMS, dan cocokkan dengan gejala yang dialami.
-       Pergi ke dokter.
Jika calon pasien tidak yakin dengan diagnosa pribadi, langkah selanjutnya yaitu pergi ke dokter penyakit kelamin atau dokter kandungan. Tidak perlu malu untuk mengatakan gejala-gejala yang dialami karena, jika tidak mengatakan sebenarnya maka sama saja menghambat pengobatan IMS.
-       Dalam masa pengobatan tersebut hendaklah dalam pengawasan dokter, jangan melakukan sesuatu dengan kehendak sendiri.

2.4    Bagaimana penularan IMS?
IMS merupakan penyakit yang penyebarannya dengan cara menular dari orang satu ke orang yang lain. IMS dapat menular dengan cara:
v Melalui darah :
§  Transfusi darah dengan darah yang sudah terinfeksi HIV.
§  Saling bertukar jarum suntik pada pemakaian narkoba.
§  Tertusuk jarum suntik yang tidak steril secara sengaja/tidak sengaja.
§  Menindik telinga atau tato dengan jarum yang tidak steril.
§  Penggunaan alat pisau cukur secara bersama-sama (khususnya jika terluka dan menyisakan darah pada alat).
v Dari ibu hamil kepada bayi :
§  saat hamil,
§  saat melahirkan.
§  saat menyusui.
                        Tapi IMS tidak menular melalui:
§  Duduk di samping orang yang terkena IMS.
§  Menggunakan WC umum
§  Bekerja terlalu keras.
§  Menggunakan kolam renang umum
§  Memegang gagang pintu
§  Bersalaman dengan orang yang terkena IMS.

2.5    Dampak dalam kehidupan sosial dan ekonomi
-     Seseorang yang terkena IMS akan di kucilkan oleh orang-orang di sekitarnya.
-     Tidak bisa beraktivitas seperti kebanyakan orang.
-     Menimbulkan krisis ekonomi dalam kehidupan pribadi, karena dalam pengobatan IMS memerlukan uang yang cukup.

3.      Kesimpulan dan Saran.
3.1 Kesimpulan
IMS merupakan penyakit yang menyebar dengan cara menular. Ada banyak jenis IMS baik yang disebabkan oleh bakteri, virus, atau mikroorganisme lainnya. Oleh karena itu, harus ada upaya pencegahan dan penanggulangan yang dilakukan baik pribadi untuk meminimalisasi penyebaran IMS.
3.2    Saran.
-     Sebaiknya pemerintah menaruh perhatian yang lebih dalam pencegahan dan pengobatan IMS.
-     Perlunya kewaspadaan dari setiap orang tentang IMS, karena kadangan IMS tidak menimbulkan gejala-gejala yang spesifik.

DAFTAR PUSTAKA











RIWAYAT HIDUP

Nama Lengkap                        : Geibs Biverly Kojongian
Tempat dan tanggal lahir        : Kotamobagu, 28 Septembar 2012
Nama Orang Tua                     : Ayah : Ir. Deevy Kojongian, SP
                                                  Ibu     : Deysie Komaling, S.Pd
Alamat sekarang                     : Tomohon
Sekolah                                   : SMA Kristen 2 Binsus Tomohon
Prestasi                                    :
-          Juara 2 kelas X SMA Kr.2 Binsus Tomohon (2010)
-          Juara 1 kelas X SMA Kr.2 Binsus Tomohon (2011)
-          Juara 1 kelas XI Ilmu Alam 2 SMA Kr.2 Binsus Tomohon (2011)
-          Juara 1 Lomba Cerdas Cermat 4 Pilar Kehidupan Berbangsa dan Bernegara se-Kota Tomohon. (2012)
-          Juara 4 Lomba Siswa Berprestasi Primagama (2012)
-          Juara 1 Lomba Cerdas Cermat 4 Pilar kehidupan Berbangsa dan Bernegara se-Provinsi Sulawesi Utara.
Pengalaman berorganisasi/kegiatan:
-          Pengurus OSIS SMA Kr. 2 Binsus Tomohon (2010-sekarang)
-          Peserta diklat Dakwa Kristen (2011)
-          Peserta PIK-R 2011
-          Peserta Lomba L2P3KM yang diselenggarakan oleh Fakultas Kedokteran UNSRAT.







Tidak ada komentar:

Posting Komentar