“Upaya Pengembangan Hutan Pinus
dan Tempat Pemandian Air Panas di Desa
Lahendong”
Karya
ilmiah ini dibuat dalam rangka Lomba Bina Kreatifitas Siswa se-Kota Tomohon.
Oleh:
Geibs Kojongian
SMA Kristen 2
Binaan Khusus
Kota Tomohon
2011
Halaman
Pengesahan
Karya
Ilmiah “Upaya Pengembangan Hutan Pinus dan Tempat Pemandian Air Panas di Desa
Lahendong” dibuat dalam rangka Lomba Bina Kreatifitas Siswa se-Kota Tomohon.
Disahkan pada tanggal
April 2012
Oleh:
Peserta
Geibs Kojongian
Mengetahui
Kepala Sekolah
Dra. Martha E. Lantang
i
KATA
PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan
kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena Ia selalu mencurahkan berkat dan
anugerah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan karya ilmiah dengan judul “Upaya
Pemgembangan Hutan Pinus dan Tempat Pemandian Air Panas di Desa Lahendong”.
Karya ilmiah ini dibuat dalam rangka
Lomba Bina Kreatifitas Siswa se-Kota Tomohon. Selain itu, untuk mendeskripsikan
upaya pengembangan salah satu kawasan pariwisata di Kota Tomohon yaitu Hutan
Pinus dan Tempat Pemandian Air Panas di Desa Lahendong.
Sebagai manusia, saya pasti memiliki
kelebihan dan kekurangan. Oleh karena itu, dalam pembuatan karya ilmiah ini,
banyak pengalaman yang saya dapatkan, baik suka maupun duka.
Harapan
saya untuk karya ilmiah ini dapat memperluas wawasan kita tentang ekowisata di
Kota Tomohon dan memberikan dasar pengetahuan bagi kita dalam membuat suatu karya
ilmiah.
Akhir kata saya mengucapkan banyak
terima kasih kepada semua pihak yang terlibat dalam pembuatan karya ilmiah ini.
Tuhan Yesus Memberkati.
Tomohon,
November 2011
Penulis
ii
Abstrak
Pariwisata adalah hal yang
menjanjikan di Kota Tomohon ini. Tomohon mulai dikenal dunia internasional
kerena potensi sumber-sumber alam yang dimiliki, seperti Hutan Pinus dan Tempat
Pemandian Air Panas yang terletak di desa Lahendong. Hal itu menjadi alasan
saya untuk melakukan penelitian terhadap Hutan Pinus dan Tempat Pemandian Air
Panas.
Metode yang digunakan yaitu
penelitian deskriptif. Penelitian dilakukan dengan cara mencari infromasi dari
sumber-sumber yang aktual, tajam dan terpercaya, seperti internet. Selain itu, untuk
mendukung penelitian, saya menggunakan beberapa teknik, seperti wawancara dan
observasi.
Hutan Pinus dan Tempat Pemandian Air
panas merupakan kawasan yang bisa memberikan nuansa berbeda kepada setiap
pengunjung. Pohon-pohon pinus yang tumbuh tegak membuat kawasan ini lebih
istimewa. Ditambah dengan sumber mata air panas yang mengelilingi hutan pinus
itu, dan dapat menyembuhkan berbagai penyakit kulit.
iii
Daftar
Isi
Halaman
Halaman Pengesahan ………………………………… i
KATA PENGANTAR ………………………………… ii
Abstrak ………………………………… iii
Daftar Isi ………………………………… iv
BAB I PENDAHULUAN :
1.1 Latar Belakang …………………………………… 1
1.2 Rumusan Masalah …………………………………… 1
1.3 Ruang Lingkup …………………………………… 1
1.4 Tujuan Penelitian …………………………………… 2
1.5 Hipotesis …………………………………… 2
BAB II LANDASAN
TEORITIS …………………………………… 3
BAB III METODE
PENELITIAN :
3.1 Metode Penelitian …………………………………… 4
3.2 Teknik Penelitian …………………………………… 4
BAB IV PEMBAHASAN :
4.1 Pengertian Ekowisata …………………………………… 5
4.2 Keadaan Hutan Pinus …………………………………… 5
4.3 Keadaan Tempat
Pemandian Air Panas …………………………………… 6
iv
4.4 Keadaan Masyarakat
Lahendong …………………………………… 6
4.5 Upaya Pengembangan
Hutan Pinus dan Tempat
Pemandian Air Panas …………………………………… 7
4.6 Dampak Upaya Pengembangan
Hutan Pinus dan Tempat
Pemandian Air Panas Bagi
Masyarakat Lahendong …………………………………… 8
BAB
V PENUTUP :
5.1 Kesimpulan …………………………………… 9
5.2 Saran …………………………………… 9
DAFTAR
PUSTAKA
v
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Peluang usaha
dalam bidang pariwisata sudah pasti menjadi hal yang menjanjikan di kota ini.
Tomohon mulai diakui dunia pariwisata nasional dan internasional dengan
dibukanya arus pariwisata.
Hutan Pinus dan
Tempat Pemandian Air Panas merupakan salah satu tempat yang terletak di Kota
Tomohon, dan pantas untuk dikembangkan. Karena Hutan Pinus dan Tempat Pemandian
Air Panas memiliki ciri khas tersendiri. Oleh karena itu, saya membahas topik
usaha pengembangan kawasan pariwisata di Kota Tomohon ini lebih khususnya pada
Hutan Pinus dan Tempat Pemandian Air Panas di desa Lahendong.
Dengan
dilakukannya penelitian tentang Hutan Pinus dan Tempat Pemandian Air Panas, diharapkan
dapat memperluas pengetahuan kita tentang ekowisata. Dan dapat diterapkan di setiap
sekolah sebagai salah satu mata pelajaran, sehingga meningkatkan pengembangan
kawasan-kawasan ekowisata di kota ini.
1.2 Rumusan
Masalah
-
Apa yang di maksud dengan ekowisata?
-
Bagaimana keadaan Hutan Pinus?
-
Bagaimana keadaan Tempat Pemandian Air
Panas?
-
Bagaimana kehidupan masyarakat desa
Lahendong?
-
Apa upaya pengembangan Hutan Pinus dan
Tempat Pemandian Air Panas?
-
Apa dampak dari upaya pengembangan Hutan
Pinus dan Tempat Pemandian Air Panas bagi masyarakat Lahendong?
1.3 Ruang
Lingkup
-
Pengertian ekowisata
1
-
Keadaan Hutan Pinus
-
Keadaan Tempat Pemandian Air Panas
-
Kehidupan masyarakat desa Lahendong
-
Upaya pengembangan Hutan Pinus dan
Tempat Pemandian Air Panas.
-
Dampak dari upaya pengembangan Hutan
Pinus dan Tempat Pemandian Air Panas bagi masyarakat Lahendong.
1.4 Tujuan
Penelitian.
Penelitian ini dilakukan untuk:
-
Mendeskripsikan pengertian ekowisata
-
Mendeskripisikan keadaan Hutan Pinus
-
Mendeskripsikan keadaan Tempat Pemandian
Air Panas
-
Mengetahui keadaan masyarakat desa
Lahendong
-
Medeskripsikan upaya pengembangan Hutan
Pinus dan Pemandian Air Panas bagi masyarakat Lahendong.
-
Untuk mengetahui dampak upaya
pengembangan Hutan Pinus dan Tempat Pemandian Air Panas bagi masyarakat
Lahendong.
-
Dalam rangka mengikuti Lomba Bina
Kreatifitas Siswa se-Kota Tomohon.
1.5 Hipotesis
Adanya upaya pengembangan
Hutan Pinus dan Tempat Pemandian Air Panas yang dilakukan oleh berbagai pihak
2
BAB
II
LANDASAN
TEORITIS
Hector Ceballos Lascurain menyatakan
bahwa ekowisata merupakan upaya untuk memaksimalkan dan sekaligus melestarikan
pontensi sumber-sumber alam dan budaya untuk dijadikan sebagai sumber
pendapatan yang berkesinambungan. Definisi ini telah diterima oleh para pelaku
ekowisata, dimana mereka melakukan pelestarian potensi sumber-sumber alam dan
budaya.
The International Ecotourism Society
(TIES) mengemukakan bahwa ekowisata merupakan perjalanan wisata yang
berbasiskan alam yang mana dalam kegiatannya sangat tergantung kepada alam,
sehingga lingkungan, ekosistem, dan kearifan-kearifan lokal yang ada di
dalamnya harus dilestarikan keberadaanya.
Di Kota Tomohon sumber-sumber alam
dan budaya mulai dilestarikan untuk dijadikan sumber pendapatan. Oleh karena
itu, saya setuju dengan pendapat Hector Caballos Lascusain, yang menyatakan
bahwa ekowisata merupakan upaya untuk memaksimalkan dan sekaligus melestarikan
pontensi sumber-sumber alam dan budaya untuk dijadikan sebagai sumber
pendapatan yang berkesinambungan. Definisi ini pun sudah diterima oleh para
pelaku ekowisata.
3
BAB III
METODE
PENELITIAN
3.1 Metode
Metode yang digunakan dalam membuat karya ilmiah ini yaitu
metode penelitian deskriptif. Metode penelitian deskriptif yaitu dengan mencari
informasi dari sumber-sumber yang 1)aktual, tajam, dan terpercaya
tanpa melakukan eksperimen atau percobaan.
3.2 Teknik
Dalam menyelesaikan karya ilmiah ini, ada beberapa teknik yang
saya gunakan yaitu:
3.2.1 Teknik Wawancara.
Dengan mewawancarai para pengurus Hutan Pinus dan
Tempat Pemandian Air Panas. Hal ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana
keadaan Hutan Pinus dan Tempat Pemandian Air Panas serta untuk menggali
informasi lainnya untuk mendukung akuratnya penulisan karya ilmiah ini.
3.2.2 Observasi.
Teknik observasi dilakukan dengan pergi langsung ke
Hutan Pinus dan Tempat Pemandian Air Panas di desa Lahendong. Teknik ini
dilakukan untuk mengamati keadaan dan suasana dari Hutan Pinus dan Tempat
Pemandian Air Panas.
__________________
1)Aktual : Berdasarkan kenyataan;benar-benar terjadi
|
BAB
IV
PEMBAHASAN
4.1
Pengertian Ekowisata.
Ekowisata
merupakan upaya untuk memaksimalkan dan sekaligus melestarikan pontensi
sumber-sumber alam dan budaya untuk dijadikan sebagai sumber pendapatan yang
berkesinambungan.
Di
Kota Tomohon sendiri, pengembangan atau pelestarian potensi sumber-sumber dan
budaya sudah mulai dijalankan, seperti Hutan Pinus dan Tempat Pemandian Air
Panas.
4.2 Keadaan Hutan Pinus.
Hutan Pinus terletak di desa
Lahendong, Tomohon. Hutan Pinus merupakan salah satu kawasan di Kota Tomohon.
Hutan Pinus ini milik keluarga Wondal. Dibukanya kawasan ini sebagai tempat
wisata sudah bertahun-tahun yang lalu, dan sudah menginjak ke generasi ke-3
dari keluarga Wondal. Hutan Pinus ini merupakan warisan keluarga secara turun
temurun.
Di
sana terdapat banyak pohon pinus yang besar membuat tempat ini lebih indah. Itu
merupakan ciri khas dari kawasan ini. Ketenangan, udara yang segar dan kekhasan
bau belerang masih bisa dinikmati di kawasan ini. Namun, karena mulai
merosotnya pengunjung maka tingkat kebersihan pun mulai tidak terjaga.
Hutan
Pinus ini dibuka setiap hari, mulai dari jam 07.00 sampai 21.00. Namun,
keramaian hanya bisa dirasakan ketika hari sabtu dan minggu saja. Biaya untuk
masuk Rp 5.000,- per orang.
Pendapatan
yang di dapatkan dari Hutan Pinus ini setiap harinya tidak menentu. Tergantung
pada cuaca. Jika musim hujan pengunjung yang datang sangat sedikit, terutama di
bulan Desember.
5
Hutan
Pinus juga sering digunakan untuk pemotretan pra wedding para pasangan yang akan menikah. Tidak hanya itu, Hutan
Pinus juga bisa digunakan untuk shooting
video klip. Faktanya, beberapa saat yang lalu grup Makantar mengambil latar
tempat video klip mereka di Hutan Pinus. Untuk setiap video klip atau foto pra wedding dikenakan biaya Rp 150.000,-
4.3 Keadaan Tempat Pemandian Air
Panas.
Tempat Pemandian Air Panas juga
terletak di Lahendong. Hutan Pinus di kelilingi oleh sumber mata air panas
alami bercampur dengan lumpur belerang. Belerang inilah yang menimbulkan “bau”
yang unik.
Berbeda dengan Hutan Pinus, Tempat Pemandian Air Panas
ini milik pemerintah kelurahan Lahendong dan keluarga Legi-Wondal hanya menyewa
tempat itu sehingga 50% dari penghasilan Tempat Pemandian Air Panas ini,
diserahkan kepada pemerintah kelurahan Lahendong.
Ada manfaat yang di dapatkan dari pemandian air panas
ini, yaitu dapat menyembuhkan penyakit kulit, seperti alergi. Hal itu karena
air panas yang alami tersebut mengandung belerang yang bermanfaat bagi tubuh.
Salah satu faktor yang membuat kurangnya pengunjung di
tempat ini yaitu air yang ada di tempat pemandian air panas. Ketika musim
hujan, airnya akan terasa dingin. Jadi, pengunjung enggan untuk datang ke
kawasan itu.
4.4 Keadaan Masyarakat Lahendong.
Pertanian
menjadi komoditas andalan dan mata pencaharian sebagian besar masyarakat di
Lahendong. Ini dibuktikan dari luasnya lahan perkebunan yang di dalamnya
ditanami pohon kelapa, cengkeh, dan memiliki hutan lindung serta tanah ladang
dan sawah yang menghasilkan jagung dan padi juga komoditi lainnya.
6
Potensi
yang paling menonjol diwilayah ini bergerak disektor pariwisata dengan adanya
tempat wisata yang sudah lama dikenal seperti Danau Linow, Hutan Pinus, juga
tempat pemandian air panas. Bahkan, oleh perkembangan yang begitu pesat area
wisata tersebut dikembangkan dan diolah secara profesional sehingga menjadi lebih
baik, menawan, lebih indah dan menarik untuk dikunjungi sehingga semakin banyak
pengunjung baik dari dalam negeri maupun luar negeri. Hutan Pinus,
kenyamanannya senantiasa dirasakan ketika mengunjungi tempat ini, karena selain
udaranya yang sejuk juga dipenuhi pohon-pohon pinus. Tempat pemandian air
panas, bagi yang ingin berendam dan menikmati kehangatan air belerang, tempat
inilah yang paling tepat, karena dari hasil 1)riset membuktikan
bahwa belerang dapat menyembuhkan segala penyakit kulit.
4.5 Upaya Pengembangan Hutan Pinus
dan Tempat Pemandian Air Panas.
Ekowisata merupakan pelestarian
sumber-sumber alam. Hal itu sudah mulai dijalankan di Kota Tomohon terutama
Hutan Pinus Pemandian Air Panas. Upaya yang akan dilakukan adalah pembangunan cottage. Hal itu karena permintaan dari
para pengunjung. Ada para pengunjung yang ingin bermalam agar bisa lebih lama
menikmati kehangatan pemandian air panas yang ada di kawasan itu.
Selain
itu, akan dilakukan perbaikan pada jalan-jalan setapak Hutan Pinus, karena ada
jalan yang ambruk akibat tumbangnya pohon yang besar akibat akar yang sudah
tidak kuat.
Pengelolah Hutan Pinus dan Tempat
Pemandian Air Panas juga memberikan lahan untuk Dinas Kehutanan Kota Tomohon
untuk melakukan pembibitan. Hal tersebut guna melestarikan Hutan Pinus
tersebut. Karena jika tidak dilakukan pembibitan, pohon-pohon akan mulai punah.
__________________
1)Riset : suatu proses investigasi yang
dilakukan dengan aktif, tekun, dan sistimatik, yang bertujuan untuk menemukan, menginterpretasikan,
dan merevisi fakta-fakta.
|
Karena Hutan Pinus ini milik
keluarga, maka dana yang di gunakan dalam pengembangan usaha Hutan Pinus ini
berasal dari kelurga Wondal sendiri, dan ditambah dengan pendapatan yang didapat
dari pembukaan Hutan Pinus ini.
Tapi,
dana untuk pengembangan Tempat Pemandian Air Panas berasal dari pemerintah desa
Lahendong, sesuai dana yang akan diberikan oleh pemerintah. Dana itu juga
ditambahkan dana dari keluarga Wondal.
4.6 Dampak Upaya
Pengembangan Hutan Pinus dan Tempat Pemandian Air Panas.
Upaya pengembangan Hutan Pinus dan
Tempat Pemandian Air Panas tentu membawa dampak bagi kehidupan masyarakat
Lahendong. Dari segi materi, dampak yang dirasakan masyarakat Lahendong tidak
terlalu besar. Karena, Hutan Pinus milik dari keluarga, maka pendapatan dari
Hutan Pinus masuk ke keluarga yang bersangkutan. Dan pendapatan dari pemandian
air panas sebagian masuk ke kelurga yang menyewa, sebagian juga masuk ke
pemerintah desa Lahendong.
Dari segi lain, dengan dilakukannya
pengembangan Hutan Pinus dan Tempat Pemadian Air Panas akan menambah kawasan
wisata yang ada di desa Lahendong.
Artinya,
akan menambah keistimewaan desa Lahendong, selain kawasan Danau Linouw dan bau
belerang yang membuat stiap orang yang melewatinya, selalu mengingat desa
Lahendong. Tidak hanya itu, masyarakat Lahendong juga bisa mandi dengan gratis
di Tempat Pemandian Air Panas.
8
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Hutan Pinus dan
Tempat Pemandian Air Panas merupakan kawasan pariwisata yang ada di Kota
Tomohon, lebih tepatnya di Desa Lahendong. Kawasan ini memiliki banyak manfaat,
selain untuk menambah aset Kota Tomohon terutama Desa Lahendong, kawasan Hutan
Pinus dikelilingi Tempat Pemandian Air Panas yang mengandung belerang untuk
menyembuhkan berbagai penyakit kulit, contohnya: alergi.
Ada upaya pengembangan
kawasan ini seperti pembangunan “cottage”, perbaikan jalan setapak, dan pembibitan
pepohonan. Upaya ini memberikan dampak bagi masyarakat Lahendong. Dengan
pengembangan yang dilakukan akan menarik pengunjung dan menambah sebagian pendapatan
Desa Lahendong.
5.2 Saran
·
Pemerintah harus terlibat dalam
pengembangan kawasan ini, agar pelaksanaan upaya pengembangan kawasan ini lebih
capat, sehingga menarik lebih banyak pengunjung.
·
Adanya Pendidikan Berbasis Keunggulan
Lokal di setiap sekolah yang ada di Tomohon, agar mendukung pelestarian dan
pengembangan ekowisata Kota Tomohon.
9
DAFTAR
PUSTAKA
Tomohon info.2008.
Dalam FCN(XII,2008).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar