LEMBAR PENGESAHAN
Karya Tulis Essai yang berjudul “Meminimalisasi Penyebaran IMS” ini
telah disetujui untuk diikutsertakan dalam Lomba Essence of Science 2012 (EoS)
yang diselenggarakan oleh Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado.
Oleh :
|
Peserta
|
|
|
Geibs Biverly Kojongian
NIS
: 0607
|
|
Telah
disahkan oleh Pembimbing dan Kepala SMA Kristen 2 BINSUS Tomohon pada tanggal
31 Maret 2012
Mengetahui :
Kepala
Guru Pembimbing,
SMA
Kristen 2 BINSUS Tomohon,
Dra. Martha E. Lantang Dra.
Masye M. Pangemanan
NIP. 19660317 199003 2 007 NIP. 19660307
200604 2 004
|
“MEMINIMALISASI PENYEBARAN IMS”
1. Latar
belakang dan Tujuan.
1.1
Latar belakang
Globalisasi
sudah merubah dunia ini. Segala sesuatu menjadi sangat penting, terutama
masalah kesehatan. Saat ini banyak bermunculan penyakit-penyakit yang menyebar
dan menyerang manusia. Organisasi Internasional yang menangani masalah
kesehatan yaitu WHO (World Health
Organization) saat ini sedang melakukan berbagai upaya untuk mengurangi
penyebaran IMS (Infeksi Menular Seksual) atau STI (Sexually Transmitted Infection). Hal itu karena sekarang ini IMS
sudah menyebar ke seluruh dunia.
Saat
ini di negara-negara berkembang terutama
di Indonesia diserang infeksi dan komplikasi IMS. Infeksi dan Komplikasi IMS
adalah salah satu dari lima alasan utama tingginya angka kesakitan. Sekarang
ini IMS bukan hanya menyerang orang dewasa tapi juga menyerang para remaja yang
menjadi kebanggaan bangsa. STI (Sexually
Transmitted Infection) yang sudah merajalela inilah yang melatarbelakangi
saya untuk menulis sebuah karangan esai tentang Infeksi Menular Seksual, yang
diberi judul “Meminimalisasi Penyebaran IMS”
1.2 Tujuan.
Dengan
dilatarbelakangi bahwa STI atau dikenal dengan IMS yang sudah menyebar ke
seluruh dunia termasuk Indonesia, maka tujuan saya menyusun karangan esai ini,
yaitu:
- Mengetahui
apa yang dimaksud dengan IMS, jenis-jenis IMS, bagaimana penularannya,
bagaimana pencegahan dan penanggulangan IMS.
- Memperdalam
pengtahuan tentang apa saja gejala dari IMS.
- Mengetahui
bagaimana dampak dari IMS dalam berbagai bidang kehidupan.
2.
IMS, Penyebaran, dan Penanggulangannya.
2.1
Apa itu IMS?
Infeksi
Menular Seksual (IMS) atau Sexually
Transmitted Infection (STI) infeksi yang penularannya melalui hubungan
seksual (vaginal, oral, anal) dengan pasangan yang sudah tertular (orang ke
orang). Istilah Infeksi Menular Seksual lebih luas
maknanya, karena menunjuk pada cara penularannya. Tanda-tandanya tidak selalu
ada di alat kelamin. Tanda-tandanya juga ada di alat penglihatan, mulut,
saluran pencernaan, hati,otak dan bagian tubuh lainnya. Jenisnya sangat
banyak, semakin sering seseorang berganti-ganti pasangan seks, semakin besar
kemungkinan tertular. Ada jenis yang efeknya terasa dalam 3 hari sesudah
terpajan (terkena), ada pula yang membutuhkan waktu lama. Sebaiknya IMS cepat
diobati karena menjadi pintu gerbang masuknya HIV ke dalam tubuh kita.
Menurut
penelitian, kaum perempuan memiliki resiko lebih besar untuk tertular, karena
bentuk dan sifat alat reproduksi yang lebih rentan atau ”khas”.
Infeksi Menular Seksual adalah yang paling sering menyebabkan kerusakan Tuba
Fallopii yang sering menjadi penyebab kemandulan pada perempuan.
2.2 Jenis-jenis
IMS.
Ada
berbagai jenis Infeksi Menular Seksual, baik yang di sebabkan oleh bakteri,
virus, dan fungi/jamur.
a.
Bakteri.
- Gonorrhoeae.
Penyakit
Gonorrhoeae adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri Neisseria gonorrhoeae yang paling sering diderita oleh orang
yang sering melakukan hubungan seksual berganti-ganti pasangan baik, dengan
intensitas tinggi maupun rendah. Gonore (GO) bisa menular melalui hubungan seksual
(vaginal, anal, oral). Kasus GO paling sering terlihat pada pria yaitu kencing
bernanah dan rasa panas pada saluran kencing pria sesudah kencing. Pada wanita,
kasus ini sebenarnya juga ada tapi tidak terlihat dan terasa ‘sensasinya’
seperti yang pria rasakan. Pada pria, jika GO dibiarkan maka akan menyebar ke
seluruh organ tubuh termasuk jantung, penyebaran ke arah kantung buah zakar yang
akan menyebabkan peradangan (epididymitis).
- Klamidia.
Penyakit
Klamidia tergolong dalam Infeksi Menular Seksual (IMS) pada manusia yang disebabkan
oleh bakteri Chlamydia trachomatis.
Istilah infeksi Klamidia dapat juga merujuk kepada infeksi yang disebabkan oleh
setiap jenis bakteri dari keluarga Chlamydiaceae.
Chlamydia trachomatis hanya ditemukan
pada manusia yang dapat merusak alat reproduksi manusia dan penyakit mata.
Gejala
yang dapat ditimbulkan oleh penyakit ini seperti penyakit kelamin, penyakit
mata, kondisi Rheumatological,
infeksi Perinata, dan infeksi
kelenjar getah bening.
Pengobatan infeksi
C. trachomatis dapat disembuhkan
dengan antibiotik secara efektif setelah terdeteksi. Centers for Disease Control (CDC – US) menyediakan pedoman untuk
perawatan berikut:
§ Azitromisin
1 gram oral sebagai dosis tunggal.
§ Doxycycline
100 mg dua kali sehari selama 7 sampai 14 hari
§ Tetrasiklin.
§ Eritromisi
- Sifilis.
Penyakit
ini ditularkan melalui hubungan seksual. Berpindah dari satu orang ke orang
lain yang melakukan kontak seksual. Sipilis atau sifilis disebabkan oleh
bakteri pirochetal Treponema pallidum subspesies Pallidum karena
merupakan bagian jenis bakteri Treponema
pallidum yang berbentuk spiral. Tanda-tanda dan gejala Sipilis sangat
banyak sehingga kadang mirip dengan penyakit lainnya.
Gejala
biasanya mulai timbul dalam waktu 1-13 minggu setelah terinfeksi, rata-rara 3-4
minggu. Infeksi bisa menetap selama bertahun-tahun dan jarang menyebabkan
kerusakan jantung, kerusakan otak maupun kematian. Infeksi oleh Treponema pallidum berkembang melalui 4
tahapan:
Ø Fase
Primer. Terbentuk luka atau ulkus yang tidak nyeri (cangker) pada tempat yang
terinfeksi.
Ø Fase
Sekunder. Fase ini biasanya dimulai dengan suatu ruam kulit, yang muncul dalam
waktu 6-12 minggu setelah terinfeksi.
Ø Fase
Laten. Setelah penderita sembuh dari fase sekunder, penyakit akan memasuki fase
laten dimana tidak nampak gejala sama sekali.
Ø Fase
Tersier. Pada fase ini penderita tidak lagi menularkan penyakitnya.
Sipilis
ditularkan melalui hubungan penetrasi seksual, sehingga penggunaan kondom
dianjurkan dalam hal ini. Lebih baik menghindarkan diri dari hubungan seksual
berganti-ganti pasangan.
b.
Virus.
- Herpes
Genitalis.
Herpes
Genitalis adalah suatu penyakit menular seksual di daerah kelamin, kulit di
sekeliling rektum atau daerah di sekitarnya yang disebabkan oleh virus herpes
simpleks. Ada 2 jenis virus herpes simpleks yaitu HSV-1 dan HSV-2. HSV-2
biasanya ditularkan melalui hubungan seksual, sedangkan HSV-1 biasanya
menginfeksi mulut. Kedua jenis virus herpes simpleks tersebut bisa menginfeksi
kelamin, kulit di sekeliling rektum atau tangan (terutama bantalan kuku) dan
bisa ditularkan ke bagian tubuh lainnya (misalnya permukaan mata). Gejala awal
biasanya berupa gatal, kesemutann dan sakit. Lalu akan muncul bercak kemerahan
yang kecil, yang diikuti oleh sekumpulan lepuhan kecil yang terasa nyeri. Pada
pria, lepuhan dan luka bisa terbentuk di setiap bagian penis, termasuk kulit
depan pada penis yang tidak disunat. Pada wanita, lepuhan dan luka bisa
terbentuk di vulva dan leher rahim.
-
Hepatitis A.
Hepatitis
A adalah penyakit menular akut pada hati yang disebabkan oleh virus hepatitis A
(HAV). Virus ini paling sering dikirimkan melalui rute fecal-oral (feses-mulut) melalui makanan atau minum air. Disebabkan
oleh virus Picornavirus, setiap tahunnya sekitar 10 juta orang di seluruh dunia
terinfeksi virus ini. Masa antara infeksi dan gejala (pada masa inkubasi)
diantara dua – enam minggu dan rata-rata masa inkubasi adalah 28 hari.
Hepatitis
A dapat dicegah dengan vaksinasi dan kebersihan/sanitasi yang baik. Vaksin
melindungi terhadap HAV di lebih dari 95% kasus selama 10 tahun. Berisi virus
Hepatitis A (yang sudah dinonaktifkan), vaksinasi memberikan kekebalan terhadap
infeksi yang akan datang. Gejala awal infeksi hepatitis A mirip influenza,
tetapi beberapa penderita, terutama anak-anak kadang tanpa gejala sama sekali. Gejala
biasanya muncul 2 sampai 6 minggu setelah awal infeksi. Gejala dapat kembali
melalui berikut 6-9 bulan yang meliputi: kelelahan, demam, rasa sakit pada
saluran pencernaan, nausea (rasa
tidak nyaman pada perut), diare, kurang nafsu makan, depresi, penyakit kuning
(kekuningan pada kulit atau kuning keputihan pada mata), rasa sakit/nyeri pada
sekitar kanan atas perut, kehilangan berat badan, dan kadang disertai rasa
gatal.
Tidak
ada pengobatan khusus untuk hepatitis A. Penderita disarankan untuk banyak istirahat,
menghindari makanan berlemak dan alkohol, makan diet seimbang, dan minum banyak
air putih. Sekitar 15% dari orang didiagnosis dengan hepatitis A mungkin
mengalami sesekali atau lebih gejala kambuh untuk hingga 24 bulan setelah
tertular penyakit ini.
- HIV/AIDS.
AIDS
(Acquired immunodeficiency syndrom),
artinya sindrom/kondisi/keadaan yang menunjukkan gejala dimana tubuh
kehilangan/kekurangan kekebalan tubuh. Sedangkan HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah virus yang menyerang sel CD4 (sel
yang memberi kode apakah tubuh menerima benda asing) yang menyebabkan tubuh
kehilangan kekebalan terhadap penyakit tadi.
Virus
ini menular dari satu manusia ke manusia yang lain. Tidak ada manusia yang
tertular HIV dari unggas seperti pada flu burung. HIV juga tidak bisa menular
lewat gigitan nyamuk.
Kemungkinan
penularan lain adalah melalui hubungan seksual baik vaginal, maupun anal.
Bagaimana dengan ciuman/kiss? Bisa saja tertular jika ada luka/lesi di mulut.
Kuncinya adalah HIV ini perlu jalan masuk menuju darah. HIV tidak dapat
berpindah/ditularkan melalui gigitan nyamuk, karena jika nyamuk menggigit
seorang pengidap HIV (ODHA), maka HIV dari darah ODHA tersebut akan memasuki
saluran pencernaan nyamuk. Di sini tidak ada sel CD4 manusia yang dibutuhkan
HIV, sehingga virus ini akan segera mati dan dihancurkan oleh enzim-enzim di
dalam sistem pencernaan nyamuk tersebut.
Belum
ada obat yang bisa memberantas HIV dari tubuh kita, obat-obatan yang ada
sekarang dikenal sebagai ARV/antiretroviral (antireplikasi/penggandaan) virus
hanya mencegah virus bisa masuk ke dalam sel CD4, dan memutus rantai replikasi
kromosom virus dalam CD4.
c.
Jamur.
- Candidiasis.
Candidiasis
disebut juga infeksi ragi (Yeast Infection)
atau sariawan, adalah infeksi fungi (mycosis)
dari salah satu spesies Candida,
dimana Candida albicans adalah yang
paling umum. Candidiasis meliputi infeksi yang berkisar dari yang ringan
seperti sariawan mulut dan vaginitis,
sampai yang berpotensi mengancam kehidupan manusia.
Gejala
candidiasis mungkin bervariasi tergantung pada daerah yang terkena/terpapar.
Infeksi pada vagina atau vulva dapat menyebabkan rasa gatal yang parah, rasa
terbakar, rasa sakit, dan iritasi, dan menimbulkan bercak keputih-putihan atau
abu-abu keputih-putihan pada kulit/dinding vagina, sering dengan tampilan
seperti keju. Gejala juga hadir seperti yang ditimbulkan oleh bacterial vaginosis. Gejala infeksi pada
laki-laki yaitu iritasi dengan kemaluan berwarna merah di dekat kepala penis
atau pada kulup, gatal, atau sensasi rasa terbakar. Candidiasis pada penis
dapat juga memiliki menimbulkan warna putih, meskipun jarang.
Untuk
mencegah infeksi ini yaitu dengan menghindari berganti-ganti pasangan seks,
(jika terpaksa) gunakan kondom (walau itu hanya mungkin melindungi daerah
kontak seks), jaga kebersihan – namun hati-hati terhadap bahan kimia tertentu
yang dapat merusak keseimbangan mokroorganisme pada vagina dan anus. Jangan
minum antibiotik tanpa pengawasan medis (dokter) karena dapat menimbulkan
resistensi (kekebalan) jamur terhadap antibiotik tersebut di kemudian hari, hal
ini sudah sering dianjurkan.
2.3
Pencegahan dan Penanggulangan IMS.
Sebagai
peserta didik ada beberapa cara yang dapat kita lakukan untuk mencegah dan
menanggulangi IMS, seperti:
a.
Pencegahan:
§ Mendekatkan
diri kepada Tuhan Yang Maha Esa
§ Menyibukan
diri dengan kegiatan rohani atau kegiatan yang positif
§ Mengenali dan melakukan pemeriksaan
IMS secara dini.
§ Setiap orang perlu mengenal pasangan
(pacar) dengan baik.
§ IMS dapat dicegah dengan suntik
antibiotik secara rutin.
§ Mencuci alat kelamin dengan bersih.
§ Anda
jauhi seks, tidak melakukan hubungan seks (abstinensi).
§ Edukasi,
embuskan informasi mengenai HIV/AIDS dan IMS kepada kawan-kawan Anda.
b.
Penanggulangan:
-
Diagnosa pribadi apakah Anda terserang
IMS.
Beberapa
orang merasa malu untuk membongkar penyakitnya sekalipun pada seorang dokter.
Oleh karena itu, sebelum pergi ke dokter, Anda dapat mencari informasi untuk
mengetahui gejala-gejala IMS, dan cocokkan dengan gejala yang dialami.
-
Pergi ke dokter.
Jika
calon pasien tidak yakin dengan diagnosa pribadi, langkah selanjutnya yaitu
pergi ke dokter penyakit kelamin atau dokter kandungan. Tidak perlu malu untuk
mengatakan gejala-gejala yang dialami karena, jika tidak mengatakan sebenarnya
maka sama saja menghambat pengobatan IMS.
-
Dalam masa pengobatan tersebut hendaklah
dalam pengawasan dokter, jangan melakukan sesuatu dengan kehendak sendiri.
2.4
Bagaimana penularan IMS?
IMS
merupakan penyakit yang penyebarannya dengan cara menular dari orang satu ke
orang yang lain. IMS dapat menular dengan cara:
v Melalui darah :
§ Transfusi darah dengan darah yang
sudah terinfeksi HIV.
§ Saling bertukar jarum suntik pada
pemakaian narkoba.
§ Tertusuk jarum suntik yang tidak
steril secara sengaja/tidak sengaja.
§ Menindik telinga atau tato dengan
jarum yang tidak steril.
§ Penggunaan alat pisau cukur secara
bersama-sama (khususnya jika terluka dan menyisakan darah pada alat).
v Dari ibu hamil kepada bayi :
§ saat hamil,
§ saat melahirkan.
§ saat menyusui.
Tapi IMS tidak menular
melalui:
§ Duduk
di samping orang yang terkena IMS.
§ Menggunakan
WC umum
§ Bekerja
terlalu keras.
§ Menggunakan
kolam renang umum
§ Memegang
gagang pintu
§ Bersalaman
dengan orang yang terkena IMS.
2.5
Dampak dalam kehidupan sosial dan
ekonomi
-
Seseorang yang terkena IMS akan di kucilkan
oleh orang-orang di sekitarnya.
-
Tidak bisa beraktivitas seperti
kebanyakan orang.
-
Menimbulkan krisis ekonomi dalam
kehidupan pribadi, karena dalam pengobatan IMS memerlukan uang yang cukup.
3.
Kesimpulan dan Saran.
3.1
Kesimpulan
IMS
merupakan penyakit yang menyebar dengan cara menular. Ada banyak jenis IMS baik
yang disebabkan oleh bakteri, virus, atau mikroorganisme lainnya. Oleh karena
itu, harus ada upaya pencegahan dan penanggulangan yang dilakukan baik pribadi untuk
meminimalisasi penyebaran IMS.
3.2
Saran.
-
Sebaiknya pemerintah menaruh perhatian
yang lebih dalam pencegahan dan pengobatan IMS.
-
Perlunya kewaspadaan dari setiap orang
tentang IMS, karena kadangan IMS tidak menimbulkan gejala-gejala yang spesifik.
DAFTAR
PUSTAKA
RIWAYAT
HIDUP
Nama
Lengkap : Geibs
Biverly Kojongian
Tempat
dan tanggal lahir : Kotamobagu, 28
Septembar 2012
Nama
Orang Tua : Ayah : Ir. Deevy Kojongian, SP
Ibu :
Deysie Komaling, S.Pd
Alamat
sekarang : Tomohon
Sekolah :
SMA Kristen 2 Binsus Tomohon
Prestasi :
-
Juara
2 kelas X SMA Kr.2 Binsus Tomohon (2010)
-
Juara
1 kelas X SMA Kr.2 Binsus Tomohon (2011)
-
Juara
1 kelas XI Ilmu Alam 2 SMA Kr.2 Binsus Tomohon (2011)
-
Juara
1 Lomba Cerdas Cermat 4 Pilar Kehidupan Berbangsa dan Bernegara se-Kota
Tomohon. (2012)
-
Juara
4 Lomba Siswa Berprestasi Primagama (2012)
-
Juara
1 Lomba Cerdas Cermat 4 Pilar kehidupan Berbangsa dan Bernegara se-Provinsi
Sulawesi Utara.
Pengalaman berorganisasi/kegiatan:
-
Pengurus
OSIS SMA Kr. 2 Binsus Tomohon (2010-sekarang)
-
Peserta
diklat Dakwa Kristen (2011)
-
Peserta
PIK-R 2011
-
Peserta
Lomba L2P3KM yang diselenggarakan oleh Fakultas Kedokteran UNSRAT.